PEDULI dengan diri, keluarga, lingkungan masyarakat, negara, dan semesta

Rabu, 21 Desember 2016

PDK&MK sebagai Basic Pendidikan Karakter oleh Dr. Joko Mursitho


MODUL: 1.2.
 


                                                     
 “Setiap orang akan mengajukan gagasan yang lebih banyak
           dan akan lebih baik lagi, bila usahanya dihargai sepenuhnya.”

ALEXANDER F. OSBORN

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan
SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN KARAKTER

I. DESKRIPSI
Materi ini pertama memberikan gambaran tentang ekualitas, dan persamaan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang dirumuskan WOSM dan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang dirumuskan oleh Gerakan Pramuka. Kedua memberikan gambaran bagaimana melaksanakan prinsip dasar dan metode kepramukaan dalam suatu proses pendidikan sebagai basis pendidikan karakter.

II. TUJUAN
Materi ini dimaksudkan agar setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta dapat:
-      menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai kerangka norma dalam setiap kegiatan yang menjadi basis dari pendidikan karakter bangsa.

III. MATERI
A. Prinsip Dasar Kepramukaan
Dalam kepramukaan dunia dirumuskan bahwa janji pramuka adalah suatu prinsip dasar kepramukaan yang merupakan suatu kewajiban: terhadap Tuhan (“Duty to GOD”), terhadap sesama (“Duty to OTHERS”), terhadap diri sendiri (“Duty to SELF”). Prinsip ini merupakan dasar kebijakan atau acuan norma pendidikan untuk pedoman gerakan yang akan membawa dan mengarahkan seluruh kegiatan, sedangkan metode kepramukaan dipergunakan sebagai kerangka kegiatan dalam membangun generasi muda.   

They are the basis which governs the Movement as a whole. These principles give direction to Scouting’s educational policy as a Movement, to the educational approach used with young people and to the way in which the elements of the Scout Method are used so as to give constructive and coherent direction to the development of the young people.

DUTY TO GOD, merupakan tanggungjawab seseorang untuk mengembangkan dirinya sebagai mahkluk Tuhan, yang berkewajiban mengangkat harkat dan martabatnya sebagai manusia yang beragama (homo relegious) secara bersungguh-sungguh.

DUTY TO OTHERS, memahami dan mengakui: (1) bahwa masing-masing manusia itu memiliki hak, perasaan, dan kebutuhan sehingga setiap orang harus saling menghargai menghormati hak-hak orang lain tersebut. (2) bahwa setiap manusia itu saling tergantung satu sama lain. (3) bahwa setiap manusia harus saling membantu, saling tolong menolong dalam setiap kesulitan di lingkungan di mana ia berada. (4) bahwa setiap manusia membutuhkan untuk meningkatkan integritasnya dalam menjalani hidup di alam semesta ini.

DUTY TO SELF. Setiap manusia harus bertanggungjawab untuk memilih jalan hidup yang bermakna bagi dirinya. Setiap manusia harus mencari jati diri dalam upaya meningkatkan kehidupan spiritualnya, dan menemukan makna nilai-nilai spiritualitas yang akan membawa ke jalan yang benar.

Mengapa seseorang harus menjalani kehidupan sebagai seorang Pramuka?
-      Pertama karena setiap manusia memiliki kewajiban terhadap Tuhan, terhadap sesama, dan terhadap diri-sendiri.
-      Kedua, karena setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang unik yang dapat dikembangkan.
-      Ketiga, satya dan darma Pramuka itu adalah suatu kode kehormatan, aturan, dan kebijakan yang dapat digunakan oleh setiap manusia tidak peduli apakah bangsanya, pendidikannya, statusnya, dan usianya; semua bisa menjalankan kode kehormatan tersebut, untuk dapat menjadi manusia seutuhnya.

Prinsip dasar ini dipahami, dibiasakan, dihayati dalam bentuk janji (satya) dan ketentuan moral (darma).

Dalam bentuk janji adalah “Janji Pramuka”, Demi kehormatanku: Saya berjanji dengan sungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan negara, menolong sesama hidup di setiap saat, dan menepati darma Pramuka”.

Dalam bentuk Darma Pramuka sebagai berikut:
Pramuka adalah: (1) dapat dipercaya (Trustworthy); (2) setia (Loyal); (3) suka menolong (Helpful); (4) bersahabat (Friendly); (5) sopan (Courteous); (6) baik hati (Kind); (7) patuh (Obedient); (8) berani (brave); (9) hemat (Thrifty); (10) bersih/suci (Clean).

Marilah kita bandingkan dengan empat prinsip dasar kepramukaan dalam Gerakan Pramuka yang pada hakekatnya tidak jauh berbeda sebagai berikut:
a.   Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setiap pramuka harus mengakui dirinya sebagai makhluk Tuhan, dan beribadah sesuai dengan tata cara agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
b.   Peduli terhadap Bangsa dan Tanah Air, sesama hidup dan alam seisinya;
1)   mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dan saling membutuhkan dengan makhluk lain khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari oleh prinsip perikemanusiaan yang adil dan beradab;
2)   bertanggungjawab, menghormati keberadaan setiap orang, berperan aktif dan konstruktif dalam masyarakat, siap menolong saat dibutuhkan;
3)   menyadari bahwa setiap individu diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai;
4)   merasa memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5)   menyadari bahwa manusia memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya, karena itu wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya, dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
c.   Peduli terhadap dirinya sendiri
      Dengan diperankannya peserta sebagai subyek pendidikan, diharapkan memiliki motivasi diri untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas diri di bidang mental/spiritual, moral, intelektual, fisik, sosial dan emosionalnya agar dapat mengambil peran aktif dalam kehidupannya di masyarakat, bangsa dan negara.
d.   Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka merupakan janji dan ketentuan moral Pramuka yang wajib ditepati dan diamalkan setiap hari dalam kehidupannya, dengan sukarela dan penuh kesadaran setelah diucapkan oleh seorang Pramuka.
Dari sini nyata sekali bahwa pendidikan karakter yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka melalui PDKnya dimulai dari penanaman nilai yang menimbulkan suatu kesadaran pribadi dan akhirnya berkomitmen untuk melaksanakan satya dan darmanya. Selanjutnya Satya dan Darma Pramuka sebagai janji dan ketentuan moral dijadikan sumber norma untuk melakukan setiap aktivitas hidup.

Sumber norma Gerakan Pramuka ini bersifat universal artinya bangsa apapun, profesi apapun, usia berapapun, memerlukan norma-norma tersebut untuk dapat menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik. Inilah mengapa PDK menjadi basis pendidikan karakter bagi Gerakan Pramuka bahkan dapat dijadikan basis pendidikan karakter bagi bangsa Indonesia.   

B. Metode Kepramukaan
Metode kepramukaan rumusan WOSM adalah serangkaian cara yakni (1) sistem beregu (team system); (2) belajar sambil bekerja (learning by doing); (3) dukungan orang dewasa (adult support); (4) kegiatan di alam terbuka (nature); (5) pengembangan diri (personal progression); (6) kiasan dasar (symbolic frame); di mana sentral metode ini adalah upaya optimal pelaksanaan kode kehormatan yang berupa satya dan darma.

Dalam Gerakan Pramuka terdapat tujuh metode untuk melaksanakan kode kehormatan yakni satya dan darma yang berupa janji dan ketentuan moral sebagai berikut:






KODE
KEHOR-MATAN


SISTEM BEREGU

BELAJAR SAMBIL MELAKUKAN

KEMITE-RAAN DG ANG DWS

KEGIATAN MENANTANG, MENGANDUNG PEND. SESUAI ROHJAS


KIASAN DASAR

SISTEM TANDA KECAKAP-AN

KEGIATAN DI ALAM TERBUKA
 


















Ketujuh metode ini semua saling berkaitan, saling dukung mendukung sebagai suatu mata rantai yang tak terpisahkan untuk melaksanakan satya dan darma Pramuka. Metode Kepramukaan merupakan suatu sistem yang terdiri unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan Gerakan Pramuka.
1.    Kode Kehormatan Pramuka, bukan sebagai metode tetapi sebagai  unsur sentral yang berarti bahwa kode kehormatan yang terdiri dari Satya dan Darma Pramuka berfungsi sebagai pengendali penerapan unsur-unsur lain dalam setiap kegiatan peserta didik. 
2.    Belajar Sambil Melakukan, dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berkreasi, berinovasi, berpraktek, bereksperimen, sebagai cara membantu mengembangkan diri secara mandiri baik spiritual, emosional, sosial, intelektual, maupun fisiknya.
3.    Sistem Beregu, merupakan cara memberdayakan kaum muda untuk berkelompok secara alami, dan menciptakan suasana lingkungan yang produktif dan menyenangkan. Dalam Kepramukaan, peserta didik yang sebaya di kelompokkan dalam satuan kecil (barung, regu, sangga, reka) yang beroperasi sebagai suatu tim. Masing-masing tim memilih secara demokratis pemimpin tim, yang bisa dilakukan secara bergantian, hal ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggung jawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan yang bersahabat.
4.    Kegiatan Menantang, di alam terbuka, merupakan alat yang efektif untuk memotivasi peserta didik agar senantiasa berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.  Kegiatan harus diakui sebagai kebutuhan dan nilai baru oleh peserta didik, untuk menumbuhkan kreativitas, yang dapat mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, keterampilan baik individu maupun kelompoknya. Kegiatan ini disesuaikan dengan usia, perkembangan rohani dan jasmani serta jenis kelamin peserta didik sehingga pendidikan dapat diterima secara mudah dan alami.
5.    Sistem Tanda Kecakapan, sebagai upaya untuk mendorong peserta didik agar terus berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat, serta bangga sebasgai anggota Pramuka.
6.    Kemiteraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan. Anggota muda sebelum melaksanakan kegiatan, berkonsultasi dahulu dengan anggota dewasa. Anggota muda mendapatkan pendampingan dan pembinaan oleh anggota dewasa. Anggota dewasa bertanggung-jawab atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan anggota muda.
7.    Sistem Satuan Terpisah untuk putera dan puteri, dimaksudkan untuk mengefektifkan proses pendidikan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.  Kegiatan kepramukaan disesuaikan dengan kemampuan kodrat peserta didik juga kultur masyarakat. Di sini satuan pramuka puteri dibina oleh pembina puteri, satuan pramuka putera dibina oleh pembina putera. Tidak dibenarkan satuan pramuka  puteri dibina oleh Pembina putera atau sebaliknya, kecuali perindukan siaga putera dapat dibina oleh pembina puteri.
8.    Kiasan Dasar, sebagai upaya membungkus kegiatan kepramukaan ini dengan norma, nilai-nilai luhur melewati simbol-simbol. Kiasan dasar” sebagai upaya memberikan motivasi, semangat, pola acuan perilaku, serta kebanggaan dalam melakukan pekerjaan tersebut, yang muaranya adalah pembentukan akhlak mulia.

Interpretasi operasionalisasi konsep prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 






PRINSIP DASAR

1.Iman dan takwa
2.Peduli thd bangsa, dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.
3.Peduli terhadap diri pribadi.
4.Taat pada Kode Kehormatan Pramuka

METODE

1.Pengamalan Kode Kehormatan
2.Belajar sambil melakukan
3.Sistem beregu.
4.Kegiatan di alam terbuka,  mengand pend.  Sesuai roh jas
5.Kemiteraan dgn anggota dewasa.
6.Sistem Tanda Kecakapan.
7.Sistem satuan terpisah.
8.Kiasan dasar

SKU
SKK
SPG
dan
semua kegiatan  bermutu
yg berdasarkan PDK & MK

TUJUAN
WNI YG BERKARAKTER

ORANG DEWASA DALAM GERAKAN PRAMUKA YANG BERKUALITAS DAN  TERLATIH
(PEMBINA, PELATIH, PAMONG SAKA, DAN INSTRUKTUR)


SISTEM AMONG
(Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

 




























IV. EVALUASI.
Buatlah suatu kegiatan dengan mengimplementasikan prinsip dasar dan metode kepramukaan dengan matriks sebagai berikut:

Nama Peserta:
Tema kegiatan:

Kegiatan
yg berkarakter
Uraian Kegiatan
Korelasinya dgn PDK
Korelasinya dgn MPK
Indikator keberhasilan






V. WAKTU: 2 Jam Pelajaran

VI. REFERENSI
1.    APR/WOSM, 2005, World Adult Resources Handbook.
2.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1011. SISDIKLAT Gerakan Pramuka (Kep. Ka. Kwarnas No, 202 Tahun 2011).
4.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2002. Vision 2013. Rencana strategik Region Asia Pasifik.
5.    Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2008. Rencana Strategik Gerakan Pramuka tahun 2009 – 20014. Kwarnas Gerakan Pramuka. Jakarta.

6.    WOSM, Internasional Training Handbook, Geneva, 1996.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive